Sabtu, 24 Desember 2011

Peran Mahasiswa Terhadap Kemajuan Bangsa Kondisi Saat ini




TAMPAKNYA perjalanan bangsa Indonesia makin hari hanya kian buram saja. Indonesia yang
berpenduduk lebih dari 227,65 juta jiwa, sampai kini masih mengalami krisis disparitas
berkepanjangan yang tak terelakkan. Tak hanya dalam sistem kabinet negara, tetapi juga dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.


Mahasiswa adalah kata kata yang tidak asing terdengar di telinga kita. Mahasiswa adalah orang yang melanjutkan pendidikan ke suatu perguruan tinggi. Mahasisawa selalu memiliki suatu hal lebih di mata masyarakat. Mahasiswa adalah sosok muda yang tidak dapat dianggap sebelah mata di lingkungan masyarakat. Tapi apa yang terjadi dengan mahasiswa di zaman ini? Apakah ini yang disebut mahasiswa? Hanya mementingkan kesuksesan dirinya sendiri tanpa mau memperhatikan keadaan di sekitarnya, cuek dengan saudara-saudaranya yang sedang membutuhkan pertolongan, meraka seperti pura-pura tidak mengetahuinya dan acuh begitu saja. Yang ada dalam pikiran mereka hanyalah belajar, cepat lulus, dan mendapatkan kesusksesan hanya untuk dirinya sendiri tanpa memperdulikan lingkunagn sekitarnya. Apakah itu yang disebut mahasiswa? Sungguh ironis.

Ada beberapa pendapat yang menyatakan tentang arti “mahasiswa”. Dari segi UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab VI bagian ke empat pasal 19 menyatakan bahwasanya “ mahasiswa ” itu sebenarnya hanya sebutan akademis untuk siswa/ murid yang telah sampai pada jenjang pendidikan tertentu dalam masa pembelajarannya. Sedangkan ada pendapat lain secara harfiyah menurut Bobbi de porter, “ mahasiswa ” terdiri dari dua kata, yaitu ” Maha ” yang berarti tinggi dan ” Siswa ” yang berarti subyek pembelajar, menurut dari segi bahasa “ mahasiswa ” diartikan sebagai pelajar yang tinggi atau seseorang yang belajar di perguruan tinggi/ universitas.

Tetapi “mahasiswa” tidak hanya sebatas itu, jika kita hanya berfikir mahasiswa hanya sebagai subyek study, sungguh sangatlah sempit. Sesungguhnya mahasiswa dituntut bukan hanya belajar dan mendengarkan ceramah dosen saja tetapi mahasiswa dituntut untuk menjadi seorang ikon-ikon pembaharu dan pelopor-pelopor perjuangan yang respect dan tanggap terhadap isu-isu sosial serta permasalahan bangsa. Mengemban tugas memperjuangkan kepentingan rakyat dan sebagai pelopor perubahan kearah perbaikan suatu bangsa.

Oleh karena itulah mahasiswa semestinya menyadari sebagai pemuda penerus bangsa mampu bertanggung jawab dan memegang teguh amanah yang memang seharusnya mereka jalankan sebagai pembela kepentingan rakyat, harapan bangsa, dan sadar akan eksistensi kemahasiswaannya itu. Belajar tidak hanya sebatas mengejar gelar akademis, mempunyai indeks prestasi tinggi, dan lulus dengan cumlaud. Lebih dari itu mahasiswa harus bergerak bersama masyarakat dan pemerintah untuk meciptakan dan membangun bangsa ini menjadi bangsa yang beradab, sejahtera, adil dan makmur, serta mampu menjaga harga diri bangsa di mata internasionalBegitu banyak komponen bangsa saling hujat. Pemerintah satu menghujat pemerintah yang lain. Masyarakat pun turut andil menghujat pemerintah, dengan dalih etos kerja pemerintah makin buruk dan tidak becus mengemban amanat pemerintahan.




Kekuasaan negara memang selalu mempunyai dua kemungkinan raut wajah berbeda, memesona dan atau menakutkan. Memesona karena kekuasaan negara dipandang dan sekaligus disepakati memegang wewenang sebagai institusi yang menjaga dan mendistribusikan secara adil kebutuhan dan kepentingan setiap individu di masyarakat. Menakutkan karena sering mudah jatuh dalam praktik pelampiasan dengan segala cara demi kepentingan segelintir elite.


Ironis, Indonesia yang terdiri atas beragam etnik, linguistik, dan agama seakan-akan begitu sulit mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia secara utuh. Terperangkap dalam labirin yang mengkristal dalam situasi hyperreality of politics. Itulah ruang yang sarat kebohongan terencana, kepalsuan citra, pemutarbalikan fakta dan disinformasi. Tak ayal, bangsa ini hanya jadi santapan empuk  bagi negara adidaya.


Upaya bangkit dari krisis peradaban dan keterpurukan menjadi cita-cita bersama yang begitu diidam-idamkan. Tentu itu tidak hanya menjadi tugas pemerintah. Semua lapisan masyarakat sepatutnya ikut andil dalam penyegaran dan pembaruan kondisi saat ini, khususnya peran aktif mahasiswa yang menjadi tonggak kemajuan bangsa.

Agen Perubahan

Mahasiswa sebagai pemegang predikat tertinggi bagi orang yang masih mengais pengetahuan mempunyai peran signifikan bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Hingga detik ini, gerakan mahasiswa masih menjadi garda terdepan untuk mencapai perubahan, baik dalam masalah ekonomi, sosial, politik pemerintahan, maupun pendidikan.


Dalam sejarah, pergerakan mahasiswa telah melakukan banyak perubahan penting di berbagai sektor kehidupan. Yang masih lekat dalam ingatan adalah tumbangnya rezim Orde Baru. Saat itu, gerakan mahasiswa menjadi ikon penting yang menggawangi proses perubahan.


Ya, sepak terjang mahasiswa dalam menanggapi pelbagai problem di negeri ini begitu dibutuhkan. Mahasiswa dituntut sadar akan tujuan awal pendidikan yang digeluti, yang tak lain untuk mengembangkan peradaban. Mereka dituntut peka terhadap pelbagai permasalahan dan mampu memecahkan permasalahan.


Di pundak mahasiswalah nasib rakyat dan bangsa ini dipertaruhkan. Kedudukan mahasiswa di tengah kecamuk zaman kembali diuji; seberapa tegar mereka menghadapi keadaan? Kini, saatnya mahasiswa membantu pemerintah dan masyarakat mengatasi problem yang mengakar demi menciptakan perubahan lebih baik pada masa depan. Pada konteks inilah, kedudukan mahasiswa akan terlihat je-las: layak atau tidak mendapat predikat sebagai agen perubahan sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar