ETIKA
GOVERNANCE
Etika (Yunani Kuno: “ethikos“, berarti “timbul
dari kebiasaan“) adalah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar,
salah, baik, buruk, dan tanggung jawab
Pemerintahan menurut para ahli :
C.F. Strong
Pemerintah adalah organisasi tertinggi dalam negara
yang mempunyai kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan
kehakiman
J.A. Corry
Pemerintah merupakan pengejawantahan yang konkret
dari negara yang terdiri dari badan-badan dan orang-orang yang melaksanakan
tujuan-tujuan negara
Muchtar Affandi
Pemerintah merupakan suatu organisasi teknis yang
dilengkapi kewenangan-kewenangan tertentu yang diperlukan untuk pengaturan dan
pelaksanaan fungsi-fungsi pemeliharaan tatanan yang teratur.
Jadi etika pemerintahan adalah kesepakatan
bersama tentang nilai-nilai moral dalam penyelenggaraan pemerintahan yang
meliputi :Good governance, Pemerintahan yang bersih (clean
government),Transparansi, Pelayanan yg baik ,Efesiensi, Small government,
Proporsional.
Governance System
Sistem pemerintahan adalah sistem yang dimiliki
suatu negara dalam mengatur pemerintahannya. Sesuai dengan kondisi negara
masing-masing, sistem ini dibedakan menjadi:
- Presidensial
- Parlementer
- Semipresidensial
- Komunis
- Demokrasi generous
Pengertian sistem pemerintahan, antara lain:
1. Negara dan pemerintahan sangat saling
berhubungan.
2. Pemerintah adalah salah satu unsur
konstitutif.
Pemerintah dalam arti luas adalah suatu
pemerintah yang berdaulat sebagai gabungan semua badan atau lembaga kenegaraan
yang berkuasa dan memerintah di wilayah suatu Negara, meliputi badan eksekutif,
legislatif, dan yudikatif.
Pemerintah dalam arti sempit adalah suatu
pemerintah yang berdaulat sebagai badan atau lembaga yang mempunyaiweenang yang
melaksanakan kebijakan Negara (eksekutif) yang terdiri dari presiden, wakil
presiden, dan para menteri.
Pengertian Sistem Pemerintahan adalah satu
kesatuan yang terdiri dari berbagai bagian yang saling tergantung dan
bekerjasama satu sama lainnya. Untuk mewujudkan tujuan. Kegagalan satu bagian
sistem adalah bekerjasama mengakibatkan gagalnya sistem secara keseluruhan
dalam mewujudkan tujuan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
pemerintahan adalah segala urusan yang dilakukan oleh Negara dalam
menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan Negara.
Sistem pemerintahan adalah satu kesatuan yang
terdiri dari berbagai bagian yang saling tergantung dan bekerjasama satu sama
lainnya dalam melakukan perbuatan, proses dan cara memerintah oleh pemerintah
dalam suatu Negara untuk menyelenggarakan kesejahteraan umum dan kepentingan
Negara.
Sistem pemerintahan mempunyai sistem yang tujuan
untuk menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering
terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap
memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai
fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah john menjadi statis. Jika suatu
pemerintahan mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu
akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk
memprotes hal tersebut. Secara luas berarti pengertian sistem pemerintahan itu
menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun
minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan,
ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu john
demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan
sistem pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa
mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh. Secara sempit, Sistem
pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan
guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama, John mencegah adanya
perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri.
Perlunya Budaya Etika
Pendapat umum dalam bisnis bahwa perusahaan
mencerminkan kepribadian pemimpinnya. Hubungan antara CEO dengan perusahaan
merupakan dasar budaya etika. Jika perusahaan harus etis, maka manajemen puncak
harus etis dalam semua tindakan dan kata-katanya. Manajemen puncak memimpin
dengan memberi contoh. Prilaku ini adalah budaya etika.
Bagaimana budaya etika diterapkan.
Tugas manajemen puncak adalah memastikan bahwa
konsep etikanya menyebar di seluruh organisasi, melalui semua tingkatan dan
menyentuh semua pegawai. Hal tersebut dicapai melalui metode tiga lapis yaitu :
a. Menetapkan credo perusahaan
Merupakan pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai
etis yang ditegakkan perusahaan, yang diinformasikan kepada orang-orang dan
organisasi-organisasi baik di dalam maupun di luar perusahaan.
b. Menetapkan program etika;
Suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas
yang dirancang untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan lapis pertama.
Misalnya pertemuan orientasi bagi pegawai baru dan audit etika.
c. Menetapkan kode etik perusahaan
Setiap perusahaan memiliki kode etiknya
masing-masing. Kadang-kadang kode etik tersebut diadaptasi dari kode etik
industri tertentu.
Gambaran mengenai perusahaan, mencerminkan
kepribadian para pimpinannya Budaya etika adalah perilaku yang etis. Penerapan
budaya etika dilakuka nsecara top-down. Langkah-langkah penerapan :
Penerapan Budaya
Etika Corporate Credo : Pernyataan ringkas
mengenai nilai-nilai yang dianut dan ditegakkan perusahaan.
Komitmen Internal :
- Perusahaan
terhadap karyawan
-
Karyawan terhadap perusahaan
-
Karyawan terhadap karyawan lain.
-
Komitmen Eksternal:
-
Perusahaan terhadap pelanggan
-
Perusahaan terhadap pemegang saham
-
Perusahaan terhadap masyarakat
Penerapan Budaya Etika
Program Etika : Sistem yang dirancang dan
diimplementasikan untuk mengarahkan karyawan agar melaksanakan corporate credo.
Contoh : audit etika Kode Etik Perusahaan
Lebih dari 90%
perusahaan membuat kode etik yang khusus digunakan perusahaan tersebut dalam
melaksanakan aktivitasnya.
Contoh : IBM membuat IBM’s Business Conduct
Guidelines (Panduan Perilaku Bisnis IBM).
Mengembangkan Struktur Etika Korporasi
Membangun entitas korporasi dan menetapkan
sasarannya. Pada saat itulah perlu prinsip-prinsip moral etika ke dalam
kegiatan bisnis secara keseluruhan diterapkan, baik dalam entitas korporasi,
menetapkan sasaran bisnis, membangun jaringan dengan para pihak yang
berkepentingan (stakeholders) maupun dalam proses pengembangan diri para pelaku
bisnis sendiri. Penerapan ini diharapkan etika dapat menjadi “hati nurani”
dalam proses bisnis sehingga diperoleh suatu kegiatan bisnis yang beretika dan
mempunyai hati, tidak hanya sekadar mencari untung belaka, tetapi juga peduli
terhadap lingkungan hidup, masyarakat, dan para pihak yang berkepentingan
(stakeholders).
Kode Perilaku Korporasi
Pengertian Code of Conduct (Pedoman
Perilaku)
Pengelolaan perusahaan tidak dapat dilepaskan
dari aturan-aturan main yang selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, baik
aturan hukum maupun aturan moral atau etika. Code of Conductmerupakan pedoman
bagi seluruh pelaku bisnis PT. Perkebunan dalam bersikap dan berperilaku untuk
melaksanakan tugas sehari-hari dalam berinteraksi dengan rekan sekerja, mitra
usaha dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan. Pembentukan citra yang baik
terkait erat dengan perilaku perusahaan dalam berinteraksi atau berhubungan
dengan para stakeholder. Perilaku perusahaan secara nyata tercermin pada perilaku
pelaku bisnisnya. Dalam mengatur perilaku inilah, perusahaan perlu menyatakan
secara tertulis nilai-nilai etika yang menjadi kebijakan dan standar perilaku
yang diharapkan atau bahkan diwajibkan bagi setiap pelaku bisnisnya. Pernyataan
dan pengkomunukasian nilai-nilai tersebut dituangkan dalam code of conduct.
Evaluasi Terhadap Kode Perilaku
Melakukan evaluasi tahap awal (Diagnostic
Assessment) dan penyusunan pedoman-pedoman. Pedoman Good Corporate Governance
disusun dengan bimbingan dari Tim BPKP dan telah diresmikan pada tanggal 30 Mei
2005.
Pengaruh etika terhadap budaya:
Pengaruh etika terhadap budaya:
1. Etika Personal dan etika
bisnis merupakan kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dan keberadaannya saling
melengkapi dalam mempengaruhi perilaku manajer yang terinternalisasi menjadi
perilaku organisasi yang selanjutnya mempengaruhi budaya perusahaan.
2. Jika etika menjadi nilai dan keyakinan yang terinternalisasi dalam budaya perusahaan maka hal tersebut berpotensi menjadi dasar kekuatan persusahaan yang pada gilirannya berpotensi menjadi sarana peningkatan kerja.
2. Jika etika menjadi nilai dan keyakinan yang terinternalisasi dalam budaya perusahaan maka hal tersebut berpotensi menjadi dasar kekuatan persusahaan yang pada gilirannya berpotensi menjadi sarana peningkatan kerja.
SUMBER :