Selasa, 14 Januari 2014

Cara Terbaik Memberi Makan Dunia…

Bulan Juni lalu, televisi bisnis terkemuka dunia merelease video clip tentang cara terbaik dalam menyiapkan makanan bagi dunia. Ada dua yang mereka unggulkan yaitu yang pertama tentang teknologi khususnya teknologi rekayasa genetika, dan yang kedua adalah kembali ke alam dengan konsep Holistic Planned Grazing-nya Allan Savory yang pernah saya ulas sebelumnya. Nampaknya inilah yang mewakili pandangan dunia tentang keamanan pangan itu kini, lantas bagaimana dengan pandangan kita ?

Bagi orang beriman solusi terbaik itu – dalam bidang apapun - adalah solusi yang mengandalkan petunjukNya dan sunah nabiNya. Solusi yang datangnya dari manusia – dia hanyalah dzon – praduga yang bisa saja nampak benar sementara tetapi menjadi keliru setelah muncul dzon yang baru.

Pupuk-pupuk kimia yang dipakai di industri pertanian misalnya, mulai marak dipakai di seluruh dunia pasca Perang Dunia ke II karena memang menggunakan bahan-bahan sisa perang. Tidak sampai 70 tahun, kini pupuk-pupuk kimia banyak sekali ditentang karena berbagai alasan seperti dampak terhadap kesehatan maupun dampak terhadap lingkungan.

Teknologi rekayasa genetika yang menghasilkan Genetically Modified Crops – tanaman yang dimodifikasi secara genetis, pada kemunculan pertamanya tahun 1994 dipandang sebagai solusi pangan bagi dunia – kini belum juga berusia dua dasawarsa sudah ditentang di mana-mana, karena muncul dzon baru bahwa bisa jadi GM Crops ini membawa potensi resiko yang sangat besar bagi kesehatan manusia dalam jangka panjang.

Lantas seperti apa solusi berbasis petunjuk itu ? inilah tantangannya bagi para ahli di segala bidang untuk meng-elaborasi ilmunya kemudian juga mengamalkannya.

Solusi berbasis petunjuk itu tentu tidak men-tabu-kan teknologi, tetapi kita harus selektif teknologi seperti apa yang boleh digunakan dan seperti apa pula yang tidak. Teknologi yang merusak ciptaanNya tentu harus dihindari dan tentang inipun  petunjukNya jelas : “Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan keturunan, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.” (QS 2 :205)

Sebaliknya teknologi yang berkembang dengan dasar petunjukNya sangat mungkin dielaborasi dan dikembangkan sehingga tercapai hasil yang maksimal untuk ketersediaan pangan bagi seluruh umat manusia di dunia.

Di sejumlah ayat Al-Qur’an misalnya disebutkan bahwa air hujan yang turun dari langit – mendahului tumbuhnya tanaman-tanaman seperti Kurma, Anggur dan Zaitun. Lantas di mana hujan yang banyak turun itu ?, ya di negeri katulistiwa seperti kitalah hujan itu banyak turun – yang berarti tanaman-tanaman seperti Kurma, Anggur, Zaitun dlsb. mestinya bisa banyak-banyak tumbuh.

Lha tetapi prasangka manusia hinggga kini meyakini bahwa hujan yang banyak menyebabkan gagal panen pada Kurma maupun Zaitun, menyebabkan buah Anggur tidak terasa manis dlsb. Disinilah letak ilmu teknologi manusia untuk mengelaborasi dan menjawabnya.

Jangankan pada Kurma, Anggur dan Zaitun, buah asli kita seperti rambutan-pun pada umumnya gagal panen pada tahun yang terlalu banyak hujan, tetapi bukan berarti rambutan tidak cocok di negeri ini.

Jadi solusi itu mestinya berbasis petunjuk yang hak, kemudian ditindak lanjuti dengan ilmu dan teknologi yang sesuai pada zamannya.

Untuk solusi yang ditawarkan oleh Allan Savory-pun, ada yang lebih akuratnya yang berasal dari sunnah seluruh nabi-nabi. Bila pada teorinya Allan Savory yang digembalakan umumnya sapi, yang diberi contoh oleh seluruh nabi yang digembalakan itu adalah kambing. Maka menggembalakan kambing mestinya bisa lebih unggul dalam melestarikan alam dan kecukupan pangan ketimbang menggembalakan sapi.

Bisa jadi belum semua ilmu dan teknologi itu kita temukan saat ini tetapi bila kita mengikuti petunjukNya dan sunnah nabiNya – insyaAllah kita tidak akan pernah tersesat selamanya. Amin.

sumber : http://geraidinar.com/index.php/using-joomla/extensions/components/content-component/article-categories/81-gd-articles/entrepreneurship/1357-cara-terbaik-memberi-makan-dunia
Oleh : Muhaimin Iqbal 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar