Saya
melihat sebenarnya saat inipun system gadai ini seharusnya tetap bisa
menjadi solusi keuangan yang aman di kala krisis. Bisa menjadi solusi
yang diandalkan bagi masyarakat kelas menengah kebawah, para pelaku
usaha kecil menengah yang tidak bankable dan juga masyarakat pada umumnya.
Untuk
keluarga yang tidak memiliki tabungan cukup misalnya, bagaimana
membiaya kebutuhan daruratnya ? Meminjam ke saudara atau teman ? tidak
selalu mudah. Meminjam ke bank ?, pinjaman bank tidak fit untuk
kebutuhan darurat – karena prosesnya saja bisa lama. Menjual
barang-barang yang kita miliki ? barang-barang tersebut umumnya kita
masih perlukan. Gadai seharusnya menjadi solusi.
Yang sering juga dialami para pelaku usaha pemula atau UKM adalah masalah cash flow.
Ketika hutang sudah harus segera dibayar pada waktunya seperti gaji
karyawan, biaya listrik, tagihan bahan baku dlsb; sedangkan piutang
belum bisa ditagih. Lagi-lagi apa solusinya ? meminjam ke bank belum bankable, meminjam saudara atau teman – jarang juga yang bisa bantu. Maka sekali lagi gadai seharusnya bisa menjadi solusi.
Pertanyaannya adalah kalau gadai begitu berguna, mengapa system gadai belum menjadi mainstream solusi cash flow di jaman modern ini ? Ada beberapa alasan, tetapi yang menonjol adalah terkait dengan persepsi.
Si A dengan nyaman datang ke bank tanda tangan kredit mobil
misalnya. Dia belum punya uang cukup, berusaha membeli mobil – maka
harus kredit – inipun si A melakukannya dengan nyaman. Konon mayoritas
penjualan mobil baru dengan model pinjaman seperti ini.
Kasus lain si B punya uang cukup untuk membeli mobil, dan mobil ini sudah digunakannya sehari-hari. Pas suatu saat butuh cash mendadak,
sedangkan mobil masih akan terus digunakan – maka daripada dijual
kemudian nantinya membeli lagi yang otomatis lebih mahal – si B memilih
menggadaikannya untuk beberapa bulan.
Si
A hakekatnya belum punya uang cukup untuk membeli mobil tetapi memaksa
membeli dengan kredit. Sebaliknya si B, hakikatnya dia mampu membeli
mobil – tetapi hanya karena kebutuhan cash flow yang mendesak untuk sementara dia harus gadaikan mobilnya.
Mana
yang lebih terhormat ? mestinya si B bukan ? bukan si A ? Realitanya di
masyarakat lebih banyak golongan si A ini ketimbang si B.
Mengapa orang yang meminjam di bank merasa PD (percaya diri) sedangkan yang menggadaikan mobilnya merasa minder ? inilah
menyangkut persepsi yang mestinya bisa diluruskan dengan berbagai
teknik di jaman ini. Kalau ngutang saja dengan kartu kredit atau kredit
mobil tersebut di atas bisa menjadi lifestyle, maka menggadai pada saat butuh mendesak harusnya bisa menjadi lifestyle yang lebih terhormat.
Lebih dari itu system gadai ini juga sangat bisa dibuat untuk comply dengan
ketentuan syariah. Bahkan ada contoh langsung dari Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan ada ayat yang bisa menjadi rujukannya.
“Sesungguhnya
Rasulullah s.a.w. pernah membeli makanan dengan berhutang dari seorang
Yahudi, dan Nabi menggadaikan sebuah baju besi kepadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Jika
kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu
tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan
yang dipegang (oleh yang berpiutang)…” (QS 2 : 283).
Mungkin
memang masih banyak yang perlu didandani dari system gadai ini, tetapi
sungguh besar peluang system gadai ini untuk bisa menjadi salusi yang
lebih baik, lebih mudah dan lebih terhormat bagi masyarakat yang membutuhkannya - dan ini sangat-sangat banyak !
Adalah lumrah keluarga menengah, usaha kecil menengah dan juga masyarakat pada umumnya – terkadang membutuhkan solusi cash flow
yang mendesak untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan dharuratnya. Dan
untuk ini ada solusinya yang tidak keluar dari syariat yang kita anut,
maka mengapa tidak jalan ini yang kita kembangkan ?
Pertanyaannya
adalah lantas siapa yang akan melayani gadai ini yang bisa membuat Anda
merasa nyaman dengannya ? inilah yang sedang kami fikirkan dengan
institusi-institusi terkait. Pada waktunya siap kami akan umumkan di
situs ini solusi konkritnya. InsyaAllah.
sumber : http://geraidinar.com/index.php/using-joomla/extensions/components/content-component/article-categories/81-gd-articles/entrepreneurship/1369-membiayai-cita-cita-dengan-gadai
oleh : Muhaimin Iqbal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar