Buku
ini didukung oleh riset yang sangat mendalam karena John Abramson
selain dokter juga seorang peneliti di Harvard Medical School. Temuannya
antara lain misalnya mengungkapkan bahwa sebuah obat penurun kolesterol
yang mahal – yang ternyata tidak sedikitpun hasilnya mendekati
penurunan kolesterol melalui perubahan gaya hidup, perubahan pola makan
dan sejenisnya – yang tentu saja jauh lebih murah.
Kesaksian dokter lain yang membaca buku tersebut mengungkapkan pula : “Saya
sudah praktek dokter selama 10 tahun, saya melihat profesi saya secara
gradual diambil alih oleh industri farmasi. Saya melihat tidak terhitung
jumlahnya pasien yang bertambah sakit atau bahkan meninggal dunia
karena reaksi obat dan polypharmacy. Tidak terhitung jumlahnya dimana
saya menerima kunjungan atau presentasi dari representative pabrik obat –
yang jelas-jelas mengungkap kebohongan dan misrepresentasi…”.
Saya
tidak tahu apakah apa yang terjadi di Amerika yang diriset dan diakui
oleh para dokter mereka sendiri tersebut juga terjadi di negeri ini.
Tetapi melihat banyaknya produsen obat yang beroperasi di negeri itu
yang juga hadir di negeri ini, maka kemungkinan untuk menghadirkan
kondisi yang sama – bisa jadi juga terjadi di negeri ini.
Lantas apa relevansinya kita mengetahui fakta demikian ini ? Setidaknya kita tidak harus ngoyo untuk bisa memperoleh pengobatan dengan obat-obat pabrik yang mahal – sampai-sampai harus memperolehnya dengan pembiayaan yang dikelola secara ribawi.
Bahwa
karena hanya Dia-lah yang bisa menyembuhkan kita ketika kita sakit (QS
26 : 80), maka sudah seharusnya hanya kepadaNya kita mendekat dan
memohon pertolongan untuk kesembuhan penyakit kita. Tetapi bagaimana
pertolonganNya itu bisa datang bila obat-obatan yang dihadirkan untuk
kita itu melalui cara yang dimusuhiNya – yaitu Riba ? (QS 2 : 276 &
279).
Maka
dari sinilah kita bisa mulai membangun logika pengobatan kita sendiri,
bahwa segala obat yang kita konsumsi – bukanlah obat itu yang
menyembuhkan penyakit-penyakit kita – obat hanya sarananya saja – yang
menyembuhkan hanyalah Allah semata. Karena yang menyembuhkan hanya
Allah, maka dalam berobat-pun kita harus mengikuti petunjukNya, tidak
boleh keluar dari jalanNya apalagi sampai melanggar laranganNya.
Tetapi
bagaimana konkritnya masalah yang sangat besar dibidang kesehatan ini
ditangani dengan petunjukNya secara nyata di lapangan di jaman modern
ini ? Itulah yang harus kita mulai secara bertahap dan kita jawab
masalahnya satu demi satu di setiap tahapannya.
Karena
tuntunan kita melalui Al-Qur’an dan al-Hadits selama ini belum
dijadikan sebagai rujukan utama dalam menjawab setiap permasalahan yang
kita hadapi selama ini – termasuk di bidang kesehatan ini – maka solusi
itu nampak begitu jauh dari realita.
Begitu
kita yakini dan mulai kita gunakan, maka petunjuk demi petunjuk itu
insyaAllah akan silih berganti berdatangan – petunjuk yang satu
melengkapi petunjuk lainnya. “Dan orang-orang yang mendapatkan petunjuk, Allah akan menambahkan petunjuk kepada mereka dan menganugerahkan ketakwaan mereka”. (QS 47 : 17).
Baru
setelah kita aplikasikan bener-bener petunjuk tersebut satu demi satu
dan Allah menganugerahkan ketakwaan kepada kita, maka insyaAllah dalam
bidang pengobatan inipun kita akan diunggulkan dengan ilmuNya – “wattaquullaha wa yu’allikumullah – dan bertakwalah kepada Allah, Allah memberi pengajaran kepadamu” (QS 2: 282).
Jadi kita tidak usah berkecil hati dengan industri pengobatan yang sedang kita rintis dijalanNya ini
– meskipun mulainya sangat kecil dibandingkan dengan industri
pengobatan yang sudah ada kini. Tetapi insyaAllah yang kecil ini akan
efektif dengan seijinNya, dan tidak membuat bangsa ini overdosis
terhadap obat-obat yang tidak perlu dan tidak membuat negeri ini
bangkrut – sebagaimana yang di negeri asalnya sudah membuat overdosis
bangsanya dan membuat negerinya (nyaris) bangkrut !
sumber : http://geraidinar.com/index.php/using-joomla/extensions/components/content-component/article-categories/84-gd-articles/umum/1366-bangsa-yang-tidak-overdosis
Oleh : Muhaimin Iqbal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar