ANALISIS KINERJA KEUANGAN
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
MENGGUNAKAN METODE VALUE FOR
MONEY
oleh:
Harry Saputra Liando1
David Paul Elia Saerang2
Inggriani Elim3
1,2,3Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Samratulangi, Manado
e-mail : 1
harry_jokey20@yahoo.com 2 d_saerang@lycos.com
3 e_inggriani@yahoo.com
ABSTRAK
Kinerja
keuangan merupakan sangat penting untuk dikaji dalam organisasi sektor publik
termasuk pemerintahan. Sejak diterapkan penganggaran berbasis kinerja,
pemerintah daerah dituntut untuk mampu menghasilkan kinerja keuangan secara
baik. Meningkatnya tuntutan pelaksanaan akuntabilitas publik oleh organisasi sektor
publik seperti pemerintah pusat dan daerah, unit-unit kerja pemerintah,
departemen dan lembaga negara diharapkan dapat mengurangi terjadinya
pemborosan, kebocoran dana dan mendeteksi program-program yang tidak layak
secara ekonomi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja keuangan
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2012 sampai 2013 dengan metode
analisis deskriptif kuantitatif. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode value
for money untuk mengukur kinerja keuangan dari segi ekonomis, efisiensi dan
efektifitas dalam laporan realisasi anggaran tahun 2012 dan tahun 2013. Hasil
analisis kinerja keuangan pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe dari segi
ekonomis disimpulkan bahwa pemerintahan Kabupaten Kepulauan Sangihe dalam
mengoptimalisasi anggaran harus lebih hemat dan tepat sasaran, dari segi
efisiensi harus ditingkatkan lagi sehingga masyarakat merasakan hasil otonomi
terutama nominal anggaran yang lebih berpihak pada kepentingan masyarakat,dan
dari segi efektifitas dapat diperbaiki dengan upaya peningkatan secara
berkesinambungan guna peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah
sebaiknya mengoptimalkan anggaran, serta aparatur pengelola anggaran agar dapat
lebih tepat sasaran dan di nikmati oleh masyarakat.
Kata kunci: value for money,
ekonomi, efisiensi, efektifitas
ABSTRACT
Financial
performance is very important to be included in the public administration
sector. By budgeting, since its performance local governments are required to
be able to make a good financial performance. Rising public demands for
accountability for the organization of the public sector, such as the regional
and central govt. The government ' s work, departments and state institutions
are expected to reduce the waste, the fund programs to detect and economically.
The aim of this research is to find out the financial performance of the island
in 2011 until 2013 sangihe with deskriptif quantitative analysis method. By
using the method of value for money to be measured in terms of economic, financial
performance efficiency and effectiveness in the realization of the budget for
2012 and 2013 The results of an analysis of the financial performance of the
government kepulauan sangihe in terms of economical concluded that the
government kepulauan sangihe in optimizing the budget must be more efficient
and right on target, in terms of efficiency must be improved, so people feel
the results of autonomy especially nominal budget that is more inclined to the
public interest, and in terms of the effectiveness of repairable with efforts
to improve sustainably in order to increase public welfare. Because of that the
government had to optimize apparatus budget management and budget so that could
be effectively and in enjoy by the public.
Keywords: value for money, economic,
efficiency, effectiveness
1686
|
Jurnal
EMBA
|
|
Vol.2
No.3 September 2014, Hal. 1686-1694
|
ISSN 2303-1174 H.S. Liando., D.P. E.
Saerang., I. Elim. Analisis Kinerja
Keuangan …
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang menyatakan bahwa pemerintah
daerah hanya terdiri dari pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota
tidak ada lagi daerah kotamadya. Dan dalam Undang-Undang tersebut tidak dikenal
lagi pembagian daerah sebagai daerah tingkat I dan daerah tingkat II. Sehingga
dengan diberlakukannya undang-undang tersebut tersebut maka daerah-daerah yang
ada di Indonesia harus membiayai pembangunan daerahnya masing-masing tanpa
menghandalkan subsidi dari pemerintah pusat lagi.
Kinerja
keuangan merupakan salah satu isu yang sangat penting untuk dikaji dalam
organisasi sektor publik termasuk pemerintahan, sejak diterapkannya
penganggaran berbasis kinerja, semua pemerintah daerah dituntut untuk mampu
menghasilkan kinerja keuangan pemerintah daerahnya secara baik. Semakin
meningkatnya tuntutan pelaksanaan akuntabilitas publik oleh organisasi sektor
publik seperti pemerintah pusat dan daerah, unit-unit kerja pemerintah,
departemen dan lembaganegara diharapkan dapat mengurangi terjadinya pemborosan,
kebocoran dana dan mendeteksi program-program yang tidak layak secara ekonomi.
Pengukuran
kinerja yang digunakan oleh organisasi sektor publik, adalah pengukuran kinerja
yang tradisional. Metode ini memusatkan pada aspek keuangan saja. Namun dengan
menggunakan metode value for money.Value for money menurut
Mardiasmo (2002:4) merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang
mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomis, efisiensi, dan efektifitas.
ekonomis: pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada
harga yang terendah. ekonomis merupakan perbandingan input dengan input
value yang dinyatakan dalam satuan moneter. efisiensi: pencapaian output
yang maksimum dengan input tertentu untuk penggunaan input yang
terendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi merupakan
perbandingan output/input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau
target yang telah ditetapkan. Efektifitas: tingkat pencapaian hasil program
dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana efektifitas merupakan
perbandingan outcome dengan output.
Data
dari Badan Pusat Statistik (2013:5) Kabupaten Kepulauan Sangihe memiliki luas
wilayah 1.012,94 km² dan berpenduduk sebanyak 128.732 jiwa. Sebagai salah satu
kabupaten terbesar di Sulawesi Utara, pemerintah kabupaten terus mengupayakan
peningkatan kinerja pelayanan terhadap masyarakat.
Tabel 1. Laporan
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah per 31 Desember tahun 2012
No.
|
Uraian
|
Target 2012(Rp)
|
Realisasi 2012(Rp)
|
%
|
1
|
Pendapatan
|
536.584.670.123,00
|
532.876.695.669,17
|
99,31
|
2
|
Pendapatan Asli
Daerah
|
30.468.830.988,00
|
27.988.410.577,75
|
91,86
|
3
|
Belanja
|
573.918.744.933,00
|
538.843.703.029,00
|
93,89
|
Sumber : Dinas
Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe
2012
Tabel 2. Laporan
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah per 31 Desember tahun 2013
No
|
Uraian
|
Target 2013(Rp)
|
Realisasi 2013(Rp)
|
%
|
1
|
Pendapatan
|
620.773.060.325,48
|
618.793.331.352,39
|
99,68
|
2
|
Pendapatan Asli
Daerah
|
34.620.154.464,48
|
32.165.776.372,39
|
92,91
|
3
|
Belanja
|
644.648.962.975,54
|
598.076.222.875,00
|
92,78
|
Sumber : Dinas
Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe
2013
Laporan
realisasi anggaran tahun 2012 secara keseluruhan memperlihatkan bahwa target
penerimaan ditetapkan sebesar Rp 536.584.670.123 dan realisasinya sebesar Rp
532.876.695.669,17 atau 99,31 %. Selanjutnya untuk tahun 2013 target penerimaan
sebesar Rp 620.773.060.325,48 dan realisasi penerimaan Rp 618.773.331.352,39
atau 99,68 %. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa baik penerimaan maupun
belanja setiap tahunnya menunjukkan kenaikan. Apabila dilihat dari pendapatan
asli daerah dimana target penerimaan yang ditetapkan tahun 2012 sebesar Rp
30.468.830.988,00 dan realisasinya Rp 27.988.410.577,75 atau 91,86 %. Untuk
tahun 2013 target penerimaan dari pendapatan asli daerah sebesar Rp
34.620.154.464,48 dan realisasinya
1687
|
Jurnal EMBA
|
|
Vol.2
No.3 September 2014, Hal. 1686-1694
|
ISSN 2303-1174 H.S. Liando., D.P. E.
Saerang., I. Elim. Analisis Kinerja
Keuangan …
sebesar Rp
32.168.776.372,39 atau 92,91%. Bila dibandingkan dengan realisasi belanja
dimana target tahun 2012 ditetapkan sebesar Rp 573.918.744.933 dan realisasi
belanja sebesar Rp 538.843.703.029,00 nampak bahwa belanja masih lebih besar
dari penerimaan. Hal ini berbeda dengan belanja tahun 2013 dimana target
belanja yang ditetapkan sebesar Rp 644.648.962.975,54 dan realisasi belanja
sebesar Rp 598.076.222.875. masih dibawah total realisasi penerimaan. Dari
laporan keuangan memperlihatkan bahwa pengeluaran masih didominasi dari belanja
pegawai.
Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan Pemerintah Kabupaten
Kepulauan Sangihe di tinjau dari segi ekonomis, efisiensi dan efektifitas dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2013.
TINJAUAN PUSTAKA
Akuntansi Sektor
Publik
Mahmudi
(2011:34) mengungkapkan bahwa Akuntansi sektor publik berperan penting dalam
menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Laporan keuangan yang
berkualitas memiliki karakteristik dapat dipahami, relevan, dapat diandalkan,
dan dapat dibandingkan. Selain itu, kualitas kualitas laporan keuangan juga
dapat dilihat dari hasil opini auditor. Jika laporan hasil pemeriksaan(LHP)
auditor independen memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), maka hal
itu menandakan laporan keuangan yang disajikan sangat baik. Jika opini Wajar
Dengan Pengecualian (WDP) maka hal mengindikasikan laporan keuangan disajikan
cukup baik. Jika opini yang diberikan Tidak Wajar (TW), maka hal itu
menunjukkan laporan keuangan buruk. Jika auditor memberikan pendapat Disclaimer
Opinion, maka hal itu menunjukkan laporan keuangan sangat buruk.
Value for Money
Value
for money menurut
Mardiasmo (2002:130) merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik
yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomis, efisiensi, dan
efektifitas. Ekonomis: pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas
tertentu pada harga yang terendah. Ekonomis merupakan perbandingan input
dengan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter. Efisiensi:
pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu untuk
penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu.
Efisiensi merupakan perbandingan output/input yang dikaitkan dengan
standar kinerja atau target yang telah ditetapkan. Efektifitas: tingkat
pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana
efektifitas merupakan perbandingan outcome dengan output.
Mahmudi
(2010:20) mendefinisikan value for money sebagai penghargaan terhadap
nilai uang, hal ini berarti bahwa setiap rupiah harus di hargai secara layak
dan di gunakan sebaik-baiknya.Value for money merupakan inti pengukuran
kinerja pada organisasi pemerintah dan sektor publik. Kinerja pemerintah tidak
dapat dinilai dari sisi output yang dihasilkan semata, akan tetapi
secara terintegrasi harus mempertimbangkan input, output, dan outcome
secara bersama sehingga benar-benar menggambarkan kinerja pemerintah yang
sesungguhnya.
Indikator Value for
Money
Peranan
indikator kinerja adalah untuk menyediakan informasi sebagai pertimbangan untuk
pembuatan keputusan. Mardiasmo (2002:130) mengungkapkan Indikator Value for
Money dibagi menjadi dua bagian yaitu indikator alokasi biaya (ekonomis dan
efisiensi) dan indikator kualitas pelayanan (efektifitas). Indikator efisiensi
menggambarkan hubungan antara masukan sumber daya oleh suatu unit organisasi
(seperti staf, upah, biaya administrasi) dan keluaran yang dihasilkan.
Sedangkan indikator efektifitas menggambarkan jangkauan akibat dan dampak (outcome)
dari keluaran (output) program dalam mencapai tujuan program.
Indikator
efisiensi dan efektifitas harus digunakan secara bersama-sama. Karena disatu
pihak mungkin pelaksanaannya sudah dilakukan secara ekonomis dan efisien akan
tetapi output yang dihasilkan tidak sesuai dengan target yang
diharapkan. Atau di lain pihak sebuah program dapat dikatakan efektif dalam
mencapai tujuan. Akan tetapi mungkin dicapai dengan cara yang tidak ekonomis
dan efisien. Jika suatu program efektif dan efisien maka program yang
dijalankan dapat dikatakan cost-effectivenees. Indikator efektifitas
biaya
1688
|
Jurnal
EMBA
|
|
Vol.2
No.3 September 2014, Hal. 1686-1694
|
ISSN
2303-1174 H.S. Liando., D.P. E.
Saerang., I. Elim. Analisis Kinerja
Keuangan …
merupakan
kombinasi informasi efisiensi dan efektifitas dan dapat memberikan ukuran
kinerja bottom line yang dalam sektor publik diidentikkan dengan
pelayanan publik.
Pengukuran Kinerja Dengan
Menggunakan Value for money
Value for money merupakan inti
pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah dan sektor publik Mardiasmo
(2002:130) . Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari sisi output
yang dihasilkan semata, akan tetapi secara terintegrasi harus mempertimbangkan input,
output, dan outcome secara bersama-sama. Permasalahan yang sering
muncul adalah sulitnya mengukur output karena output yang
dihasilkan pemerintah tidak selalu berupa output yang berwujud (tangible
output), tetapi kebanyakan juga bersifat output tidak berwujud (intangible
output). Ukuran kinerja pada dasarnya berbeda dengan indikator kinerja.
Perbedaan antara ukuran kinerja dengan indikator kinerja adalah:
1.
Ukuran
kinerja, umumnya mengacu pada penilaian kinerja secara langsung, misalnya:
laporan keuangan pemerintah.
2.
Indikator
kinerja, mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung, yaitu hal-hal
yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja.
Ekonomis
Ekonomis terkait dengan
pengkonversian input primer berupa sumber daya keuangan menjadi input
sekunder berupa tenaga kerja, bahan infrastruktur, dan barang modal yang di
konsumsi untuk kegiatan operasi organisasi. Konsep ekonomi sangat terkait
dengan konsep biaya untuk memperoleh unit input. Ekonomis memiliki
pengertian bahwa sumber daya input hendaknya di peroleh dengan harga
lebih rendah yaitu harga yang mendekati harga pasar. Secara matematis ekonomis
merupakan perbandingan antara input dengan nilai rupiah untuk memperoleh
input tersebut.
Ekonomis
=
|
input
|
|
x 100 %
|
…………(Mahmudi,
2011:21)
|
|
harga input
(Rp)
|
|
|
Ekonomis merupakan konsep yang
sifatnya relatif. Relatifitas konsep ekonomi tersebut bisa di sebabkan karena
faktor lokasi dan waktu kedua faktor tersebut terkait dengan harga pasar yang
berbeda. Harga pasar untuk input yang sama bisa berbeda karena waktu dan
lokasi yang berbeda.
Efisiensi
Efisiensi terkait dengan hubungan
antara output berupa barang atau pelayanan yang di hasilkan dengan
sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Secara
matematis, efisiensi merupakan perbadingan antara output dengan input
atau dengan istilah lain output per unit input. Suatu organisasi
program atau kegiatan dikatakan efisien apabila mampu menghasilkan output
tertentu dengan input serendah-rendahnya, atau dengan input
tertentu mampu menghasilkan output sebesar-besarnya (spending well).
Efisiensi = output x 100 % …………(Mahmudi,
2011:22)
input
Efektifitas
Efektifitas (hasil guna)
merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus
dicapai. Pengertian efektifitas ini pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian
tujuan atau target kebijakan. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila
proses kegiatan tersebut mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan.
Efektifitas terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil
yang sesungguhnya di capai. Efektifitas merupakan hubungan antara output
dengan tujuan. Semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian
tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan. Jika ekonomi
berfokus pada input dan efisiensi pada input atau proses, maka
efektifitas berfokus pada outcome (hasil). Suatu organisasi, program
atau kegiatan dinilai efektif apabila output yang dihasilkan bisa
memenuhi tujuan yang diharapkan, atau di katakan spending wisely.
Efektifitas
= outcome x 100 %
|
…………(Mahmudi,
2011:22)
|
|
|
|
|
|
output
|
|
|
|
|
|
1689
|
Jurnal EMBA
|
|
Vol.2
No.3 September 2014, Hal. 1686-1694
|
ISSN 2303-1174 H.S. Liando., D.P. E.
Saerang., I. Elim. Analisis Kinerja
Keuangan …
Penelitian Terdahulu
Kurrohman (2013) dalam penelitian
berjudul Evaluasi Penganggaran Berbasis Kinerja Melalui Kinerja Keuangan Yang
Berbasis Value for Money Di Kabupaten/Kota Di Jawa Timur. Dalam
penelitian ini penulis ingin menguji kinerja keuangan pemerintah daerah setelah
menggunakan anggaran berbasis kinerja dengan pendekatan Value for Money.
Dengan melakukan uji beda sebelum menggunakan anggaran berbasis kinerja dengan
sesudah menggunakan anggaran berbasis kinerja. Hasil dari penelitian ini adalah
pemerintah daerah lebih ekonomis dan efesien dalam pengelolaan keuangannya
setelah menggunakan anggaran berbasis kinerja. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan Taufik Kurrohman (2013) terletak pada penggunaan
variabel Value for Money dalam pengukuran kinerja pemerintah. Sedangkan
perbedaannya terletak pada waktu dan tempat pelaksanaan penelitian.
Nazril (2013) dalam penelitian
berjudul Penerapan Konsep Value for Money dalam Menilai Kinerja
Pelayanan Sektor Publik pada Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Kota
Makassar. Tujuan penelitian ini adalah mengukur tingkat kinerja instansi
pemerintah, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Kota Makassar untuk
tahun anggaran 2011 dan sebagai gambaran penggunaan konsep value for money
pada instansi pemerintah. Penulis menganalisis dengan menggunakan metode
deskriptif kuantitatif (descriptive kuantitative analysis method),
yaitu dengan menerapkan konsep value for money sebagai alat pengukuran
kinerja. Unsur-unsur dari konsep value for money, yaitu menghitung
tingkat ekonomis, efisiensi dan efektifitas dari penggunaan anggaran tahun
2011. Hasil penelitian ini, yaitu pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Labuang
Baji Kota Makassar telah memenuhi prinsip value for money, yaitu
ekonomis, efisien dan efektifitas. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis
kuisioner yang disebarkan kepada pelanggan/konsumen.
Alni (2006) dalam penelitian
berjudul Analisis kinerja keuangan belanja kegiatan dengan pendekatan value
for money pada Sekertariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Alat analisis
yang digunakan adalah pengukuran efisiensi dan pengukuran efektifitas,
berdasarkan hasil pengukuran pada indikator masukan (input) menunjukkan
bahwa biro-biro yang terdapat pada instansi Sekertariat Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan untuk tahun anggaran 2004 tidak menggunakan semua input
dana/anggaran dari yang telah dianggarkan /direncanakan untuk setiap kegiatan,
sedangkan jika dilihat dari pengukuran indikator keluaran (output) dapat
dilihat bahwa sebagian besar target pencapaian fisik berhasil direalisasikan.
Sedangkan berdasarkan hasil pengukuran hasil (outcome) dapat dikatakan
bahwa publik/pelanggan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh instansi
Setda Provinsi Sulawesi Selatan umumnya merasa puas dengan pencapaian rata-rata
70%.
METODELOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan
penelitian hubungan kausal (causal effect) penelitian ini dirancang
untuk menguji pengaruh fakta dan fenomena serta mencari keterangan secara
faktual yaitu penelitian yang bersifat menjelaskan kinerja keuangan Pemerintah
Kabupaten Kepulauan Sangihe dengan menggunakan metode value for
money.
Jenis Data dan Sumber
Data
Data terbagi dua yaitu data
primer dan data sekunder. Kuncoro (2013:124) mendefinisikan data primer adalah
data yang diperoleh langsung dari objek penelitian yaitu data yang diperoleh
secara langsung pada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe baik melalui
wawancara langsung, maupun dengan pemberian kuisioner kepada para pegawai. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari lembaga pengumpul data atau
pihak-pihak lain yang datanya telah diolah terlebih dahulu.
Metode Pengumpulan Data
Penulis menggunakan metode
penelitian sebagai berikut:
1.
Observasi,
yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung di
lokasi untuk memperoleh data yang akurat
2.
Wawancara,
yaitu pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada
pimpinan dan pegawai Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe.
1690
|
Jurnal
EMBA
|
|
Vol.2
No.3 September 2014, Hal. 1686-1694
|
ISSN
2303-1174 H.S. Liando., D.P. E.
Saerang., I. Elim. Analisis Kinerja
Keuangan …
3.
Dokumentasi,
yaitu pengumpulan data dengan mengumpulkan dokumen-dokumen perusahaan serta
arsip-arsip perusahaan yang ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas.
4.
Penelitian
kepustakaan, yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan mempelajari berbagai
literatur, buku, referensi, dan sebagainya yang digunakan dalam penelitian ini.
Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kuantitatif yaitu dengan mengumpulkan data, disusun,
diinterprestasikan, dan dianalisis sehingga memberikan kesimpulan yang jelas
dan objektif terhadap masalah yang ada yaitu mengenai kinerja keuangan
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe dengan menggunakan metode value for
money, yaitu dilihat dari segi ekonomis, efisiensi dan efektifitas
penggunaan anggaran. Untuk mengukur kinerja secara ekonomis digunakan formula
sebagaimana diuraikan dalam tinjauan pustaka oleh Mahmudi (2011:21) yaitu :
|
Ekonomis
=
|
|
|
|
input
|
|
|
x 100%
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
anggaran
(Rp)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengukur kinerja
dari segi efisiensi dapat menggunakan formula :
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
output
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Efisiensi
=
|
|
|
x 100%
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
input
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengukur
kinerja dari segi efektifitas maka formulanya adalah :
|
|
|
|
|
Efektifitas =
|
|
|
outcome
|
|
x 100%
|
|
|
|
|
|
output
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pengukuran Kinerja Keuangan Tahun
2012 dan tahun 2013
Kinerja Keuangan ditinjau dari
segi ekonomis
Nilai ekonomis tahun 2012 :
|
|
|
|
|
|
|
|
Ekonomis =
|
|
input
|
|
x 100%
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
anggaran (Rp)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
= 538.843.703.029,00
|
x100
% = 93,89 %
|
|
|
|
573.918.744.933,00
|
|
|
|
*Keterangan :
|
|
|
|
|
|
|
|
Input
|
= Realisasi Belanja
Tahun 2012
|
|
|
|
Anggaran
|
= Target Belanja
Tahun 2012
|
|
|
|
Nilai
ekonomis tahun 2013 :
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ekonomis =
|
|
input
|
|
x 100%
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
anggaran (Rp)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
=
598.076.222.875,00 x100 % = 92,78 %
644.648.962.975,00
*Keterangan :
Input = Realisasi Belanja
Tahun 2013 Anggaran = Target Belanja Tahun 2013
Kinerja keuangan ditinjau dari
segi efisiensi
Nilai efisiensi tahun 2012 :
output
Efisiensi
= input x 100% = 95,53 x100% =
103,37 %
92,41
Nilai efisiensi
tahun 2013 :
|
|
|
|
|
|
output
|
|
|
|
Efisiensi =
|
x 100%
|
|
|
input
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1691
|
|
|
Jurnal EMBA
|
|
|
|
Vol.2
No.3 September 2014, Hal. 1686-1694
|
|
ISSN
2303-1174 H.S. Liando., D.P. E.
Saerang., I. Elim. Analisis Kinerja
Keuangan …
= 93,29 x100% = 100,41 %
92,90
Kinerja Keuangan Ditinjau dari
Segi Efektifitas
Nilai efektifitas tahun 2012:
|
|
outcome x 100%
|
|
Efektifitas =
|
|
|
|
output
|
|
|
|
|
|
|
|
|
=
538.843.703.029 x100%= 93,89 %
573.918.744.933
*Keterangan:
outcome = Realisasi Belanja
2012 output = Target Belanja 2012
|
Nilai efektifitas
tahun 2013:
|
|
|
|
|
|
|
Efektifitas =
|
outcome x100%
|
|
|
|
output
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
= 598.076.222.875
|
x100%= 92,78%
|
|
|
|
|
644.648.962.975
|
|
|
|
|
*Keterangan:
|
|
|
|
|
|
|
outcome
|
= Realisasi Belanja
2013
|
|
|
|
|
output
|
= Target Belanja 2013
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel
3. Hasil Pengukuran Kinerja Keuangan dengan metode Value for Money
|
|
|
|
Pengukuran
|
Tahun 2012(%)
|
Tahun 2013(%)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ekonomis
|
93,89
|
|
92,78
|
|
|
|
Efisiensi
|
103,37
|
|
100,41
|
|
|
|
Efektifitas
|
93,89
|
|
92,78
|
|
|
Sumber: Data Olahan 2013
Pembahasan
Anggaran pendapatan dan belanja
daerah pada kondisi era otonomi seperti sekarang ini disusun berdasarkan
pendekatan kinerja. Anggaran dengan pendekatan kinerja adalah suatu sistem
anggaran yang mengutamakan kepada upaya pencapaian hasil kinerja atau output
dari perencanaan alokasi biaya atau input yang digunakan. Sudah tentu
pemerintah daerah berupaya melakukan kontrol dengan berpegang pada prinsip
pengelolaan yang baik guna mencapai good governance.
Kinerja Keuangan Ditinjau dari
Segi Ekonomis
Hasil analisis dari segi ekonomis
dimana untuk tahun 2013 terjadi sedikit penurunan di banding dengan tahun 2012.
Pada penerimaan/pendapatan untuk tahun 2012 dan Realisasi Anggaran Belanja
menunjukkan kenaikan, artinya realisasi belanja lebih besar dari total
realisasi penerimaan daerah secara keseluruhan. Hal ini berbeda dengan tahun
2013 dimana Realisasi Anggaran Penerimaan/Pendapatan dan realisasi anggaran
belanja menunjukkan terjadi penurunan. Hasil analisa ekonomis berdasarkan data
laporan keuangan dari jumlah realisasi belanja menunjukkan bahwa komponen
belanja modal masih didominasi oleh belanja pegawai. Karena itu optimalisasi
pengelolaan anggaran yang berpihak kepada pelayanan publik sangatlah penting.
Kinerja Keuangan Ditinjau dari
Segi Efisiensi.
Hasil analisa efisiensi untuk
tahun 2012 dan tahun 2013, menunjukkan bahwa dapat dikatakan kinerja
pengelolaan anggaran belanja pemerintah sudah baik karena nilai output
lebih besar dari nilai input yang digunakan. Sejalan dengan upaya
memantapkan kemandirian pemerintah yang pada hakekatnya diharapkan dapat
menciptakan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya untuk menggali
potensi daerah, meningkatkan kualitas pelayanan guna kesejahteraan masyarakat
dan mendorong masyarakat ikut serta berperan dalam pembangunan di daerah.
1692
|
Jurnal
EMBA
|
|
Vol.2
No.3 September 2014, Hal. 1686-1694
|
ISSN
2303-1174 H.S. Liando., D.P. E.
Saerang., I. Elim. Analisis Kinerja
Keuangan …
Kinerja Keuangan Ditinjau dari
Segi Efektifitas
Anggaran pendapatan dan belanja
daerah pada era sekarang ini semuanya disusun berdasarkan pendekatan kinerja.
Artinya diupayakan dengan input yang digunakan menghasilkan output
yang lebih maksimal. Dari hasil analisa diatas menunjukkan bahwa tingkat
efektifitas penggunaan anggaran dan alokasi anggaran secara nominal tahun 2012
lebih kecil dari tahun 2013, artinya bahwa pengelolaan anggaran ditahun 2012
lebih efektif dibanding dengan tahun 2013 walaupun pengukuran kinerja
efektifitas merupakan ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai
tujuannya, namun efektifitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang
telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Penelitian Nazril (2013) yang
menggunakan analisis data deskriptif kuantitatif, hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa telah memenuhi prinsip metode value for money yaitu
ekonomis, efisiensi dan efektif yang berpengaruh baik terhadap pengelolaan
kinerja keuangan, sedangkan dalam penelitian ini masih ada beberapa kinerja
keuangan yang harus di perbaiki untuk memenuhi prinsip metode value for
money untuk menciptakan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya
untuk menggali potensi daerah, meningkatkan kualitas pelayanan guna
kesejahteraan masyarakat dan mendorong masyarakat ikut serta berperan dalam
pembangunan didaerah.
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil
dalam penelitian ini adalah :
1.
Kinerja
keuangan pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe dalam mengoptimalisasi aggaran
harus lebih hemat dan tepat sasaran.
2.
Kinerja
keuangan pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe harus ditingkatkan lagi
sehingga masyarakat merasakan hasil otonomi terutama nominal anggaran yang
lebih berpihak pada kepentingan masyarakat
3.
Kinerja
keuangan pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat diperbaiki dengan upaya
adanya peningkatan secara berkesinambungan guna peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Saran
Saran yang penulis
sampaikan untuk pertumbuhan ekonomi serta pengelolaan kinerja keuangan
pemerintah kabupaten Sangihe antara lain :
1.
Pemerintah Kabupaten
Kepulauan Sangihe dalam
mengoptimalisasi anggaran harus
ditingkatkan
sebagaimana visi dan misi dan
jiwa otonomi daerah.
2. Meningkatkan kinerja keuangan sehingga masyarakat
merasakan hasil otonomi terutama nominal anggaran yang lebih berpihak pada
kepentingan masyarakat.
3.
Meningkatkan
pembangunan serta penyediaan sarana dan prasarana agar hasil kinerja dinikmati
oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Alni, Ilham. 2006. Analisis
kinerja keuangan belanja kegiatan dengan pendekatan value for money pada
sekertariat daerah provinsi Sulawesi selatan. Skripsi Universitas
Hasanudin http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/1885.
Diakses tanggal 4 Februari 2014, Hal 2 - 14.
Badan Pusat
Statistik Kab. Sangihe. 2013. Sangihe Dalam Angka. Tahuna.
Kurrohman, Taufik.
2013. Evaluasi
Penganggaran Berbasis Kinerja Melalui Kinerja Keuangan Yang Berbasis Value For Money Di Kabupaten/Kota Di JawaTimur. Jurnal
Dinamika Akuntansi Volume 5 No 1 (2013) Universitas Jember http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jda/article/view/2558.
Diakses tanggal 24 Januari 2014, Hal 1 – 8.
1693
|
Jurnal EMBA
|
|
Vol.2
No.3 September 2014, Hal. 1686-1694
|
ISSN 2303-1174 H.S. Liando., D.P. E.
Saerang., I. Elim. Analisis Kinerja
Keuangan …
Mudrajad, Kuncoro.
2003. Metode Riset untuk Ekonomi dan Bisnis. Erlangga, Jakarta.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi
Sektor Publik. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Mardiasmo. 2002.
Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
. 2010. Manajemen Kinerja
Sektor Publik, EdisiKedua. STIM YKPN, Yogyakarta.
Mahmudi. 2011. Akuntansi
Sektor Publik. UII Press,
Yogyakarta.
Nazril, Naim. 2013.
Penerapan
Konsep Value for Money dalam Menilai Kinerja Pelayanan Sektor Publik pada Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Kota
Makassar. Skripsi Universitas Hasanudin http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/6634.
Diakses tanggal 4 Februari 2014, Hal 5 - 23.
Republik Indonesia.
1999. Undang - Undang Otonomi Daerah
nomor 22 tahun 1999. Otonomi Daerah. Jakarta.
Republik Indonesia.
2000. Peraturan pemerintah nomor 105 tentang pengelolaan dan Pertanggung
Jawaban Keuangan Daerah. Jakarta.
Republik Indonesia.
2005. Peraturan Pemerintah nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Stadart Minimal Pelayanan. Jakarta.
Republik Indonesia.
2004. Undang – Undang nomor 33 tahun 2004 tentang Pendapatan Asli Daerah.
Jakarta.
1694
|
Jurnal
EMBA
|
|
Vol.2
No.3 September 2014, Hal. 1686-1694
|