Kamis, 31 Oktober 2013

Memulai Usaha Tambah Susah…?

Beberapa hari lalu World Bank Group mengeluarkan laporan terbaru tentang Doing Business 2014 yang datanya dikumpulkan  sampai Juni 2013 lalu. Laporan yang mengulas 11 area dalam siklus hidup usaha ini, menempatkan Indonesia pada ranking 120 dari 189 negara. Ada kemajuan di beberapa area di Indonesia karena tahun lalu kita berada di ranking 128. Tetapi kemundurannya juga ada yaitu dalam hal memulai usaha (start-up), ada kemunduran yg significant dari ranking 166 tahun lalu menjadi ranking 175 di laporan terakhir ini.

Artinya ini adalah untuk mulai usaha di Indonesia, sekarang lebih sulit dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penyebabnya adalah prosedur yang bertambah panjang dan penyelesaian perizinan yang bertambah lama. Dari rata-rata 9 prosedur tahun lalu menjadi 10 prosedur tahun ini, dari rata-rata penyelesaian perizinan 47 hari tahun lalu menjadi 48 hari tahun ini.

Nampaknya sederhana hanya menambah satu prosedur dan menambah panjang proses perijinan satu hari, namun ketika kita memburuk sedangkan negara-negara  lain membaik, maka itulah ranking kemudahan berusaha kita – khususnya pada area pemula atau start-up – ranking kita menurun.

Secara keseluruhan ranking kita juga masih berada sangat jauh dengan negara-negara tetangga terdekat kita. Bila kita di ranking 120, Singapore di ranking 1, Malaysia di ranking 6, Thailand di ranking 18, Brunei di ranking 59, Vietnam di ranking 99 dan Philippine di ranking 108. Kita baru lebih baik bila dibandingkan negeri tetangga seperti Timor Leste (172) dan Myanmar (182).

Terlepas bahwa laporan semacam ini bisa saja tendensius, belum tentu objektif, belum tentu tanpa kepentingan dibelakangnya dlsb., namun tetap saja bisa menjadi bahan introspeksi untuk para pengambil keputusan di negeri ini atau para penanggung jawab perijinannya.

Karena sekarang ini adalah era otonomi daerah, maka sesungguhnya juga bisa menjadi peluang tersendiri bagi para kepala daerah yang memang secara serius ingin memajukan daerahnya. Ketika daerah-daerah lain pada umumnya masih sulit, bila ada satu daerah yang memudahkan – pasti akan rame-rame diserbu oleh para investor yang ingin berusaha di daerahnya.

Potret dari luar yang tidak meng-encourage investor asing untuk datang ke Indonesia ini juga bisa menjadi kesempatan tersendiri untuk membangun negeri ini dengan kekuatan internal kita. Dana Pihak Ketiga (DPK) yang ada di bank-bank umum saja ada Rp 3,350 trilyun, maka bila mayoritas dana ini berputar untuk usaha sektor riiil – dan bukannya numpuk di sektor ribawi – insyaAllah akan cukup untuk menggerakkan ekonomi negeri ini – tanpa harus bergantung pada  investor luar.

Walhasil kita memang bisa bilang ‘ora pateken’ – tidak peduli dengan penilaian orang luar semacam World Bank ini, tetapi secara internal kita memang harus terus berbenah memperbaiki cara-cara kita dalam mengelola negeri ini.

Untuk para otoritas perijinan hendaknya terus memberikan kemudahan kepada rakyat yang ingin berusaha, ingin menciptakan lapangan pekerjaan dan ingin membantu pertumbuhan ekonomi negeri sampai ke daerah-daerah.

Sedangkan untuk para (calon) pengusaha, hendaklah pandai-pandai bekerja dalam system yang ada – tidak perlu terlibat dalam suap-menyuap dan korupsi tetapi juga jangan frustasi. Bila Anda merasakan kesulitan, carilah teman untuk berbagi dan bersinergi – insyaAllah Anda tidak sendirian dalam menempuh jalan sunyi Anda sebagai (calon) pengusaha ini.

Betul, jalan untuk memulai usaha itu seperti jalan sunyi – karena setiap usaha adalah unik. Beda dengan ketika pegawai merintis karirnya – banyak teman seangkatan yang bisa untuk diajak berbagi. Calon pengusaha tidak memiliki teman seangkatan – karena problemnya kemungkinan besar berbeda dengan problem calon pengusaha lain meskipun mulainya sama dan di daerah yang sama pula.

Inilah antara lain yang menjadi latar belakang kami mendirikan Startup Center yang insyaAllah di-launch di Depok 17/11/2013 (mundur sehari dari rencana semula 16/11/2013 karena bentrok dengan acara lain). Startup Center itu semacam angkringan tempat Anda – (calon) pengusaha mengobrol santai dengan teman-teman seangkatan.

Dari obrolan santai inilah diharapkan lahir synergi-synergi, saling berbagi masalah dan solusi, saling menyemangati dan bahkan juga bisa membangun ta’awun – tolong menolong dalam menghadapi kesusahan-kesusahan dan  risiko-risiko usaha.

Allaahumma Laa Sahla Illaa Maa Ja’altahu Sahlaa Wa Anta Taj’alul Hazna Idza Syi’ta Sahlaa

Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. Dan apabila Engkau berkehendak, Engkau akan menjadikan kesusahan menjadi kemudahan.

Oleh : Muhaimin Iqbal 
sumber : http://geraidinar.com/index.php/using-joomla/extensions/components/content-component/article-categories/81-gd-articles/entrepreneurship/1332-memulai-usaha-tambah-susah 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar