Buah
kelor bila sudah tua, polongnya akan memecah secara otomatis dan
biji-bijinya berhamburan keluar – seperti kursi pilot pesawat tempur
yang dalam kondisi darurat akan melontarkan dirinya keluar dari pesawat
yang hancur.
Dengan
sayap berupa tiga sirip yang simetris tersebut, terlempar ke arah
manapun dan tertiup angin juga dari arah manapun biji-biji ini tetap
stabil. Dengan sayapnya ini pula, biji-biji kelor ini akan bisa terbang
dan menyebar jauh – bahkan ketika tangan-tangan manusia tidak ikut
menyebarkannya sekalipun.
Pohon
–pohon kelor menyebar luas di bumi Nusantara ini pada umumnya melalui
penyebaran alami tersebut di atas. Di beberapa wilayah di Jawa bahkan
banyak orang takut atau merasa tabu menanam pohon ini karena asosiasinya
dengan sesuatu yang mistis, untuk mengusir setan dlsb. Padahal kalau
toh ada yang perlu takut dengan pohon ini – mestinya hanyalah setan yang
takut – karena hanya mereka yang diusir, bukan manusia !
Skenario
apa gerangan sehingga Allah memberi sayap pada biji buah kelor ini dan
pada umumnya tidak pada biji buah yang lain ? (Buah lain yang bijinya
bersayap indah dan dikagumi dunia adalah mentimun Jawa – Alsomitra
macrocarpa). Wa Allahu A’lam – hanya Allah yang tahu, tetapi yang jelas ada keberkahan yang sangat banyak dengan biji-biji yang bersayap ini.
Karena
biji-biji tersebut tidak jatuh di dekat pohon induknya, maka pohon
kelor secara alami bisa menyebar secara luas dengan sendirinya. Dengan
menyebarnya pohon yang disebut miracle tree atau tree of life ini, maka sumber-sumber makanan yang baik bagi bagi manusia juga menyebar.
Seandainya
manusia pada malas menanam-pun , asal tidak merusak atau menebangnya –
daun kelor kering dapat menjadi makanan dengan kadar protein yang sangat
cukup (27%) dan juga karbohidrat yang memadai (38%-48%). Bahkan minyak
dari biji daun kelor adalah minyak kwalitas tinggi dengan kadar Oleic
acid yang kurang lebih sama dengan minyak zaitun (60-75%).
Dalam
suatu riset di University of Malaya – Kuala Lumpur, minyak dari biji
kelor terbukti dapat digunakan untuk mesin diesel tanpa perlu modifikasi
apapun. Jadi selain untuk makanan (food) minyak dari biji kelor juga
berpotensi untuk bahan bakar (fuel) masa depan.
Hanya
karena supply-nya yang masih terbatas, pada umumnya minyak dari biji
kelor atau di pasaran internasional disebut Ben Oil ini – harganya
sangat mahal untuk yang berkwalitas baik. Setelah diproduksi masal-pun
nantinya, perkiraan saya harganya masih akan berada pada kisaran harga
minyak zaitun – yaitu sekitar 10 kali dari harga minyak sawit. Jadi
masih jauh dari ekonomis untuk bahan bakar itu, tetapi setidaknya kita
ada bayangan bila suatu saat bener-bener krisis bahan bakar di dunia.
Dengan
budidaya normal, satu hektar kebun sawit menghasilkan minyak sekitar
3.75 ton. Sedangkan satu hektar yang sama untuk kebun kelor
hasil minyaknya kurang lebih hanya sekitar 1 ton. Tetapi karena harga
minyaknya yang terendah 10 kali lipat minyak sawit tersebut di atas,
maka dari sisi pendapatan kebun kelor akan berkisar 2.67 kali kebun
sawit per hektarnya.
Masih
ada dua peluang untuk meningkatkan lebih jauh pendapatan petani yang
menanam pohon kelor yaitu yang pertama dari sisi daunnya – untuk bahan
herbal maupun bahan makanan/suplemen bergizi tinggi. Pendapatan dari daun ini bahkan bisa lebih tinggi dari bijinya !
Kedua
adalah kemungkinan untuk ditanam secara super intensif – menjadi
kebun-kebun yang rindang – yang petunjukanya ada di surat ‘Abasa ayat 28
dan 30. Dengan metode ini hasil panen berupa daun maupun biji bisa jauh
lebih besar dari yang ada selama ini.
Maka
dengan biji-biji yang bersayap ini insyaAllah kita bisa terbang jauh,
mengatasi problem pangan, gizi, kesehatan, bahan bakar dan bahkan juga
problem ekonomi secara umum. InsyaAllah.
Sumber : http://geraidinar.com/using-joomla/extensions/components/content-component/article-categories/81-gd-articles/entrepreneurship/1511-biji-biji-yang-bersayap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar