Hutan tanaman pangan yang lestari selama ribuan tahun di Marocco tersebut memiliki tanaman pelindung dari kurma (Phoenix dactylifera), kemudian tanaman yang hidup dibawahnya adalah hampir seluruh jenis tanaman buah yang disebut di Al-Qur’an seperti zaitun, tin, delima, pisang, anggur dlsb.
Daerah asli suku Indian Cahuilla di California tersebut di atas, oleh para penjajah barat hingga kini disebut Palm Springs – karena di tempat teduh di tengah padang pasir ini banyak dinaungi pepohonan Fan Palm dari keluarga palma yang dalam bahasa latin disebut Washingtonia filifera. Di daerah ini juga banyak memancar sumber-sumber mata air – maka daerah ini disebut Palm Springs, yang terjemahan bebasnya adalah mata air- mata air dari pohon palma !
Marocco, California dan Jonggol adalah tiga tempat yang sangat berjauhan dari sisi geografis, sangat berbeda dari sisi budaya dan sangat jauh terpisah dari sisi waktu mulai peradabannya. Namun ketiganya ada yang menguhubungkan satu sama lain, ketiganya berkeluarga dalam keluarga besar tanaman – yaitu yang disebut keluarga palma atau family Aracaceae !. Keluarga palma ataufamily Aracaceae inilah yang diciptakan Allah untuk memancarkan mata air di masing-masing tempat tersebut.
Suku Indian Cahuilla kecil sekali kemungkinannya bisa belajar dari orang Marocco, demikian pula Suku Sunda yang menanam pohon atep kecil sekali kemungkinannya mereka belajar dari Suku IndianCahuilla atau dari orang Marocco – namun ketiganya memiliki ke-‘arifan lokal’ yang sama untuk menanam tanaman dari kaluarga Palma tertentu – yang mereka yakini dan buktikan dengan berlalunya waktu bahwa pohon-pohon ini mampu menghadirkan atau setidaknya mempertahankan keberadaan mata air.
Tiga fenomena di tempat yang berjauhan dari sisi waktu dan geografis tersebut mestinya dapat menambah pelajaran keimanan bagi kita bahwa Allah - Tuhan yang menciptakan tanaman Kurma untuk orang Marocco, adalah Allah yang sama yang menciptakan Washingtonia filifera untuk masyarakat Suku Indian Cahuilla, Allah – Tuhan yang sama pula yang menciptakan pohon atep bagi Suku Sunda.
Tanda-tanda kekuasaanNya yang tertulis dengan begitu jelas di alam tersebut ternyata sejalan pula dengan ayat-ayatNya yang tertulis di KitabNya : “Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air” (QS 36:34).
Dengan petunjuk wahyu dan ilmuNya kita tidak harus melakukan perjalanan jauh ke Marocco atau ke California, tidak perlu membuktikan beribu tahun - kita cukup mentadaburi ayat-ayatNya di Jonggol – kemudian mengamalkannya saat ini juga – maka insyaAllah kita akan bisa membangun hutan tanaman pangan dan sekaligus mengamankan cadangan mata air kita sendiri sekarang dan nanti. Blue print yang sama dari Sang Maha Pencipta yang sama, kita hanya tinggal mengimplementasikannya saja.
Hutan tanaman pangan di Marocco yang saya ceritakan dalam tulisan ini - atas kebaikan salah satu pembaca situs ini - Anda bisa saksikan videonya melalui link ini. Food Forest ini juga dapat menjadi contoh nyata tentang suatu konsep pertanian/perkebunan yang berkesinambungan atau yang disebut permaculture - dengannya insyaAllah kitadapat mengamankan kebutuhan pangan kita sekaligus juga mengamankan lingkungan dalam jangka panjang. Sekali dibangun, dia akan hidup kerkesinambungan sampai beribu tahun kemudian. Betapa indahnya kalau kita bisa berbuat amal yang seperti ini ? ikut memberi makan dan minum bagi dunia sampai beribu tahun yang akan datang. Bila orang Marocco dengan teknologi seadanya bisa melakukannya dengan sangat baik sejak ribuan tahun lalu, mengapa kita tidak ?
Dengan ini kita mungkin harus mengorbankan sebagian dari rumah sementara kita di dunia, tetapi dengan ini pula kita bisa berpengharapan semoga Allah memberi kita rumah yang permanen kelak di surgaNya. Amin.
Oleh : Muhaimin Iqbal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar