Kemungkinan
itu tentu selalu ada, hanya yang diperlukan adalah pikiran terbuka kita
untuk mau belajar, berusaha dan terus mencoba sesuatu yang berbeda –
sambil tentu saja memohon pada Yang Maha Pencipta untuk memudahkan jalan
kita. Hanya Dia yang bisa menumbuhkan segala jenis pepohonan itu
sebagaimana firmanNya :
“Atau
siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air
untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun
yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran).” (QS 27:60)
Maka
jelas bila Allah berkehendak – pohon zaitun-pun akan bisa tumbuh
sebaik-baiknya di negeri kita ini. Ini dari tataran Ilahiahnya, sekarang
bagaimana dari tataran ikhtiari manusianya ?
Pertama
dari statistik pohon-pohon yang paling banyak ditanam manusia di dunia.
Zaitun menduduki nomor 3 pohon terbanyak ditanam di dunia setelah
kelapa dan sawit. Menariknya adalah di dua jenis pohon yang lebih banyak
dari zaitun tersebut, Indonesia berada di urutan no 2 untuk kelapa
(setelah Philippine) dan nomor 1
untuk sawit (di atas Malaysia). Luas tanaman sawit Indonesia saat ini
lebih dari dua kalinya luas tanaman zaitun di Spanyol – yang merupakan
penghasil zaitun terbesar dunia.
Artinya
dari ketersediaan lahan, mestinya sangat cukup bagi kita untuk bisa
menanam zaitun secara masif dalam jumlah yang sangat besar – seperti
ketika kita menanam sawit. Sama-sama penghasil minyak, tetapi yang satu
(ziatun) disebut keberkahannya secara spesifik di Al-Qur’an – mengapa
tidak ini yang kita pilih ?
Apakah
tanaman ini cocok ditanam di tanah kita ? pertama dahulu sawit juga
bukan tanaman asli kita, awalnya dibawa penjajah Belanda konon hanya 3
atau 4 benih dari Afrika Barat. Lihat kini Indonesia menjadi produsen
sawit terbesar di dunia. Kedua dari sisi geografis, zaitun tumbuh
terbaik di daerah-daerah subur yang beriklim panas. Kurang apa banyaknya
daerah subur yang kita miliki ? dan kurang panas apa sekarang suhu
rata-rata kita ?
Tetapi
mengapa kita menganggap penting zaitun ini ? pertama tentu karena
keberkahannya yang disebutkan di Al-Qur’an tersebut di atas. Kedua
karena keberkahan tersebut juga terbukti secara ilmiah. Bila minyak
sawit banyak diperdebatkan dampaknya pada kesehatan misalnya, minyak zaitun sebaliknya begitu banyak diberitakan manfaatnya.
Dengan
begitu banyaknya bukti ilmiah yang menunjang minyak zaitun ini, sejak
sekitar sepuluh tahun lalu di Amerika bahkan minyak zaitun boleh
dilabeli sebagai minyak kesehatan. Diantara yang terbukti secara ilmiah
itu adalah menurunkan kolesterol, menurunkan resiko penyakit cardiovascular, menurunkan tekanan darah, meningkatkan keperkasaan seksual, mengurangi resiko penyakit saluran pernafasan, anticancer, antiseptic dan antimicrobial.
Dengan
mengungkapkan kelebihan minyak zaitun tersebut, tidak berarti juga
serta merta kita gantikan lahan-lahan sawit dengan zaitun – meskipun
nantinya bisa jadi para pemilik lahan sawit akan hijrah ke zaitun dengan
sendirinya bila mengetahui nilai ekonomisnya yang juga luar biasa.
Tetapi
saya lebih tertarik untuk mengarahkan pohon zaitun ini sebagai tanaman
rakyat, agar sebanyaknya rakyat nantinya bisa menanam dua pohon zaitun
dari jenis yang berbeda di halaman rumah-rumahnya. Perlu dua jenis
karena pohon zaitun memberi hasil maksimal bila bisa terjadi polinasi
dari dua jenis yang berbeda, disamping juga meminimasi penjalaran
penyakit.
Pohon
zaitun bisa dibudi dayakan-oleh rakyat karena bahkan untuk mengolah
sampai menjadi minyakpun tidak harus membutuhkan industri. Dengan
peralatan dapur yang seadanya, Anda bisa membuat minyak zaitun terbaik
Anda – yaitu yang disebut EVOO (Extra Virgin Olive Oil). Gambar di atas adalah minyak zaitun yang saya buat dengan peralatan dapur istri saya semalam.
Saya
membayangkan suatu saat rakyat negeri ini tidak perlu pusing oleh
mahalnya minyak goreng, kelangkaan minyak tanah dlsb. Semua bisa
diproduksi sendiri dari halaman rumahnya. Memang perlu waktu untuk
sampai ke sana, tetapi kalau kita mulai sekarang – insyaallah generasi
anak cucu kita akan bisa mandiri dari sisi minyak yang sehat ini.
Suatu
saat kita akan bisa makan goreng-gorengan yang murah, enak dan sehat
karena minyaknya kita buat sendiri dari jenis minyak yang terbukti aman
dan bahkan menunjang kesehatan tersebut.
Kandungan
lemak buah zaitun sekitar 15.3 % , jadi cukup tinggi rendemen setiap
buahnya yang bisa menjadi minyak. Produktifitas hasil buah zaitun per
pohon juga bisa sangat tinggi. Ketika di awal masa berbuah mulai dari
sekitar 10 kg/ pohon ; ketika pohon terus membesar hasilnya untuk jenis
zaitun tertentu bisa mencapai 1 ton/ pohon.
Bentuk
keberkahan lain dari phon zaitun adalah usianya yang bisa sangat
panjang, salah satu pohon zaitun di Athena dimana Plato dahulu bernaung
untuk mendirikan Plato Academy-nya – konon hingga kini pohon tersebut masih hidup – berarti 2400-an tahun sudah usianya.
Lantas
bagaimana kita bisa mulai menanam pohon keberkahan yang usianya bisa
sampai ribuan tahun ini ? Mulai dari yang kita bisa, mulai dari yang
kita ada.
Setelah tulisan Kebunku Kebun Al-Qur’an yang semula saya gunakan untuk mempromosikan kurma, begitu banyak dukungan yang melengkapinya. Tidak terbatas pada knowledge tetapi juga benih dan bahkan pelatihannya untuk membangun skills
yang dibutuhkan. Jadi selain kurma, untuk anggur kini kami juga sudah
memiliki jalur perolehan benih dan pelatihannya untuk membangun
ketrampilan berkebun anggur.
Seperti
juga sawit, bisa jadi dunia menunggu kita di negeri ini untuk
memproduksi secara masal kurma, anggur dan zaitun ini – tiga jenis
tanaman yang paling banyak disebut dan disandingkan di Al-Qur’an.
Mengapa nunggu kita ?, karena di negeri inilah lahan-lahan subur dalam
skala sangat luas itu tersedia. Di negeri inilah ratusan juta muslim
tinggal, jutaan diantaranya rajin membaca Al-Qur’an, puluhan ribu
diantaranya bahkan hafal Al-Qur’an – dan diantara mereka ini pastinya
banyak yang sangat menguasai tafsir ayat-ayatNya dengan sangat baik.
Bila
penjajah Belanda yang tidak membaca Al-Qur’an saja bisa membuat
rintisan yang kemudian menjadikan Indonesia produsen sawit terbesar di
dunia ?, mengapa tidak kita untuk membuat rintisan agar kurma, anggur
dan zaitun bisa diproduksi secara cukup untuk umat manusia di dunia ?
Sambil
terus berusaha membenihkan biji-biji dari buah zaitun segar yang dibawa
langsung dari tanah Syam tersebut, kita perlu terus berdo’a memohon
pertolonganNya – karena hanya dia-lah yang sanggup menghidupkan tanaman
dari biji-bijian tersebut.
“Sesungguhnya
Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia
mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari
yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka
mengapa kamu masih berpaling?” (QS 6:95)
InsyaAllah kami siap berbagi know-how dan skills pada waktunya setelah eksperimen-eksperimen ini berhasil. Amin.
Oleh : Muhaimin Iqbal
sumber : http://geraidinar.com/index.php/using-joomla/extensions/components/content-component/article-categories/81-gd-articles/entrepreneurship/1245-budidaya-tanaman-yang-penuh-berkah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar